Home » » Kesabaran itu Pahit, Buahnya Manis

Kesabaran itu Pahit, Buahnya Manis

Sabar… secara makna kita sudah dapat memahami apa yang dimaksud dengan sabar, seringkali kita mengucapkannya namun yang begitu sangat penting menyangkut pembahasan ini adalah pengaplikasiannya, bagaimana kita mengamalkan apa yang dimaksudkan oleh sabar itu sendiri.

الصَبْرُ نِصْفُ الإِيْمَانِ Sabar itu adalah sebagian dari iman, karena sabar merupakan sebuah hakekat yang dapat menunjukkan tingkat keimanan seseorang. Kita bisa bercermin dari para salaf pendahulu kita, sahabat radhiyallahu ‘anhum yang bersabar menerima celaan, cercaan bahkan siksaan demi mempertahankan keimanan, keyakinan yang dibawa oleh beliau Rasulullah saw, keyakinan yang menghujam kuat dalam diri mereka radhiyallahu ‘anhum akan kebenaran yang dibawa oleh Muhammad saw membuahkan kesabaran yang tiada batasnya.

Seorang Bilal bin Rabbah ra disiksa oleh majikannya, dijemur dibawah terik matahari yang begitu sangat panas di atas gurun pasir dengan ditindih batu yang besar, dia hanya mengucapkan, “Ahad, ahad… .” Keluarga Yasir, yang diberi kabar gembira oleh Rasulullah saw akan tempat kembalinya di surga kelak, itu semua karena buah keteguhan dan kesabaran mereka radhiyallahu ‘anhum.

صبرا آل ياسر فإنَّ موعدكم الجَنَّة

“Bersabarlah wahai keluarga Yasir, sesungguhnya tempat kembali kalian adalah surga.” (HR. Hakim)

Pencegahan, pengekangan, mengekang jiwa dari kegelisahan, mencegah lisan dari mengadu, mencegah anggota tubuh dari menampar-nampar pipi, merespon cobaan dengan pekerti yang baik, mereguk kepahitan tanpa bermuka masam, ini adalah sebagian contoh bentuk kesabaran.

إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

“Sesungguhnya Allah berserta orang-orang yang bersabar.” (QS. Al Baqarah :153)

Bukanlah bentuk sebuah kesabaran ketika kita mengadukan permasalahan yang kita hadapi kepada makhluk bukan karena meminta solusi namun hanya ingin menunjukkan kesusahannya, pengaduan itu hanya kepada Allah ta’ala. Sabar adalah pengendali nafsu laksana seorang sopir sebuah kendaraan yang akan membawa penumpangnya ke tempat yang baik ataupun buruk nantinya.

Kita hidup di dunia ini hanya bagaikan seorang musafir yang sedang mengarungi sebuah perjalanan, yang pada suatu saat nanti akan sampai ke tempat tujuan. Kesabaran adalah bekal wajib yang harus kita miliki dan pegang dalam mengarungi semuanya itu (kehidupan) yang kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi ke depannya entah itu kebahagiaan ataupun sebuah cobaan yang sedang menanti.

عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلهُ خَيْرٌ وَليْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لهُ

“Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin, sesungguhnya semua perkaranya itu baik untuknya, jika mendapatkan kebahagiaan dia bersyukur dan itu baik untuknya, jika ditimpa musibah dia bersabar dan itupun baik untuknya.” (HR. Muslim)

“SUNGGUH, bersabar dari larangan Allah LEBIH MUDAH daripada bersabar menanggung SIKSANYA.”

Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Topics :

Sahabat Coretan'e Anazt

 
Support : Copyright © 2013. Coretan'e Anazt - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Haedar Erflog
Proudly powered by Blogger